Minggu, 16 November 2014

Proses Rekonsiliasi (Oleh P. Lokon


“Proses Rekonsiliasi” Paska Bentrokan Di Nilai Tergesah-Gesah Dan Di Paksakan Sepihak Oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.

Sejak peristiwa pada tangal 19 oktober 2014, Gubenur menfasilitasi masyarakat tataaran Tondano dan IMIPA Sulut untuk melakukan langkah rekonsiliasi pada tanggal 23 oktober 2014, semuanya di atur sangat rapi,  pada tanggal 22 Oktober 2014, malam sekitar jam 21.00 wita, KESBANG SULUT menelepon ketua IMIPA SULUT (Yemto Tabo), menyampaikan Undangan tersebut.
Pada pagi hari sekitar jam 08.00 wita, undangan fisik dari Pemerintah Provinsi SULUT di berikan ke sekertariatan IMIPA SULUT. Tiga jam kemudian, pada jam 10.00 wita, Polda menyiapkan kendaraan (DALMAS) sebanyak 2 unit, dikawal dengan anggota kepolisian berseragam lengkap, para polisi bersiap di depan asrama Kamasan V Manado untuk mengakomodasi Mahasiswa (Badan pengurus IMIPA-SULUT) ke UNIMA Tondano. Tepat jam 11.00 wita, pada siang itu kendaraan mulai beriringan menuju Tondano, tidak melewati jalan tempat TKP namun melewati jalan Boulevard-Tondano kemudia ke arah timur menuju Gedung AULA FIS UNIMA. Kesibukan di gedung tersebut terlihat rapi dan terisolir karena di jaga dengan aparat keamanan super ketat.
Badan Pengurus Pusat IMAPA-SULUT turun dari kendaraan tersebut, disana belum ada Badan Pengurus IMIPA Cab.Tondano, sehinga silih berganti saling menelepon antara Badan Pengurus Pusat IMIPA-SULUT dan Badan Pengurus IMIPA Cab.Tondano.
Tawar menawar melalui telepon celluler,  yang akhirnya semua Badan Pengurus IMIPA PUSAT memaksa untuk pergi ke Kamasan VI Tondano, yang jaraknya sekitar satu kilometer, agar ada  musyawarah bersama untuk menyepakati langkah bersama yang di ambil oleh semua komponen IMIPA-SULUT, Rombongan IMIPA-SULUT akhirnya pergi dan bertemu dengan semua mahasiswa dan mahasiswi yang di sekap oleh pihak keamanan Minahasa itu.
Setelah Pertemuan antara BPH IMIPA Pusat SULUT dan BPH IMIPA-Cab.Tondano, tak bisa tertahankan ketika IMAPA Pusat Manado turun dari kendaran DALMAS milik POLDA SULUT, Rasa tangispun tak tertahankan, dimana keluarga korban, sanak saudara, dan teman-teman alm. Petius Tabuni, menangis, sayup-sayup terdengar, tangan di dada mereka di dahi mereka, tampak situasi yang tegang berubah menyedihkan. Situasi berubah semangat ketika IMIPA-Pusat Manado meneriakan Yel-Yel, “Papua (HIDUP), Papua (HIDUP), IMIPA (Hidup), Sulut (Terima Kasih), Manado (Terima Kasih), Tomohon (Terima Kasih), Tondano (Terima Kasih), Tataaran (Terima kasih). Ketika penjelasan dari  Badan Pengurus Pusat IMIPA Manado, TIM Indenpenden dan motifasi-motifasi dari senioritas, Lalu Berdoa Bersama anggota-anggota yang ada IMIPA Cabang Tondano Sebelum Menuju Ke Aula FIS Unima, dan  kemudian semuanya menuju Aula FIS UNIMA.

Lasimnya pertemuan resmi, dihadapan kami digantungkan Fanflet yang tulisanya “Penandatangan Kesepakatan Damai. Badan Pengurus Pusat IMPA Manado, beriringan memasuki Ruangan Aula Fis Unima, semuanya saling menoleh keherangan dan adapula yang berbisik-bisik “ ini Penipuan”. Lima menit kemudian iring-iringan muspida Pemprov.Sulut memasuki ruangan Aula FIS UNIMA. Gubernur Sulut ( Sinyo Harry Sarundajang), Kejaksaan Tinggi Sulut, Kapolda SuLut, PANGDAM, Ketua DPRD SULUT, Wakil bupati Minahasa, Rektor UNIMA, Rektor UNSRAT, dan Muspida Prov.Sulut dan Muspida Kabupaten Minahasa, Kecamatan Tondano Selatan.
Mengawali kegiatan dimulai dengan Doa Pembuka oleh, Pendeta setempat. Kemudian pembukaan rapat dimulai. Seakan dipaksakan untuk menyanyikan lagu indonesia raya, mahasiswa papua pun berdengung hingga akhir dari lagu kebangsaan indonesia tersebut. Gubernur Provinsi Sulawesi Utara, membuka pertemuan tersebut dengan berbagai arahan, yang salah satunya adalah “Pertemuan ini akan menghasilkan penandatanganan perjanjian damai antara masyarakat Pataaran dengan mahasiswa papua, karena kitorang ba sudara”.  Gubernur pun mempersilahkan Tokoh masyarakat Tataaran untuk menyampaikan pernyataan mereka. Situasi tiba-tiba teggang pada saat tokoh masyarakat tondano selatan mebacakan pernyataan sikap mereka, ada beberapa poin diantarannya; 1. Penerangan Lampu Jalan Di Sepanjang Ruas Jalan Tataaran II Dan Tataaran Patar; 2. Penambahan Polsek Kecamatan Tondano selatan di Tataaran; 3. Melupakan Semua Masa Lalu Dan Warga Siap Berdamai (Hal Ini Menyinggung Pernah Terjadi Hal Yang Sama 3 Bulan Yang Lalu), 4. Perbaikan Nama Baik Kelurahan Tataaran.

Selain itu kata gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang (SHS) Bahwa masyarakat di tondano dan Khususnya Masyarakat Tataaran semuanya baik-baik, jika mereka tidak baik tentunya tidak ada putra mereka menjadi Gubernuri  saat ini, Karena Kenyataannya Saya Jadi “gubernur sulawesi utara Saat Ini”)


Hasil Laporan Dari Boy P dan P. Lokon

0 komentar:

Visitor In Blog IMIPA SULUT

Popular Posts

Recent Posts

Terjemahkan

Berita Yang Dikuti

Pelajaran dan Berita Lainnya Disini