Kamis, 30 Oktober 2014

Gubernur Sulut Shs Menghalangi Gubernur Papua ke Manado 
 
Gubernur Sulawesi utara menghalangi dan tidak tepati janji Kesepakatan

14146364671615308634

Paskah terjadi PembunuhanPetius Tabuni Mahaiswa Asal papua  pada tanggal 19 Oktober 2014 Lalu, Gubernur Papua Lukas Enembe S. IP, Ingin datang kunjungan ke Manado untuk menyaksikan masalah dan kondisi korban pembunuhan, Namun Gubernur Sulawesi Utara Ternyata menghalangi Gubernur Papua datang ke manado. Sehingga ada berapa pesan dari gubernur papua Kepada Gubernur Sulawesi Utara.
Gubernur sulawesi utara Sinyo Harry Sarundajang, Kepada Gubernur papua ia mengatakan bahwa, saya sebagai orang tua dan masalah ini saya yang akan menyelesaikan sampai tuntas. Dibawah ini Perjanjian Gubernur Sulawesi Utara dan Gubernur Papua melalui telpon Seluler sebagai berikut:
  1. Harapan dan Pesan dari pada gubernur papua terhadap Gubernur Sulawesi Utara ” langkah-langkah politik dalam penyelesian masalah” (Tidak terealisasi)

  2. Harapan dan Pesan dari pada gubernur papua terhadap Gubernur Sulawesi Utara ” Tolong menuntaskan dan menangkap pelaku pembunuhan terhadap mahasiswa asal papua Petius Tabuni Oleh Masyarakat tataaran. (Belum terealisas) karena tataaran darah kecildan terjadi di depan rumah-rumah saja belum tangkap kalu orang papua yang jadi belaku cepat menangkap.

  3. Harapan dan Pesan dari pada gubernur papua terhadap Gubernur Sulawesi Utara ” Tolong meneylesaiakn dan Mengatasi  masalah ini sampai tuntus sampai akar-akar masalah dengan adil. (tidak terealisasi) karena sampai sekarang masalah belum selesai

  4. Harapan dan Pesan dari pada gubernur papua terhadap Gubernur Sulawesi Utara “Komunikasikan Kepada Warga Manado dengan baik dalam penyelesaikan masalah ini. (tidak teralisasi) karena memihak

  5. Harapan dan Pesan dari pada gubernur papua terhadap Gubernur Sulawesi Utara “Kekurangan-kekurangan apapun yang dialami oleh mahasiswa Papua dalam Masalah ini Harus di Bantu Oleh Pemerintah Sulawesi Utara ( Makan Minum, Obat-Obatan, dan Bantuan berupa Uang dan lain-lain  selama masalah ini belum diselesaikan” (tidak terealisasi)

  6. Harapan dan Pesan dari pada gubernur papua terhadap Gubernur Sulawesi Utara ” Keluarga Korban Mohon di bantu apapun yang mereka butuhkan dan dipasilitasi untuk Mayat ( Untuk Kekuarangan yang dialami Oleh Keluarga Korban tidak dibantu ( Belum terealisasi) dan Untuk Pasilitasi Mayat dari Manado Ke Kampung halaman ( Teralisasi)”.

  7. Harapan dan Pesan dari pada gubernur papua terhadap Gubernur Sulawesi Utara “Jika Kekuarangan Makanan tolong diperhatikan”. (tidak terealisasi)
Pesan Diatas ini laporan melalui telpon seluler yang disampaikan oleh Dinas Kesejahteraan dan Dinas Sosial Provinsi papua bahwa ini pesan yang disampaiakn Oleh Gubernur papua (Lukas Enembe, S.IP)
Namun mereka cek kepada Mahasiswa Papua IMIPA ternyata belum ada pelaksanaan Oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.
Sehingga Ikatan Mahasiswa Indonesia Papua (IMIPA) di sulawesi utara sudah dilaporkan semua kondisi dan Keadaan yang di alami Oleh Mahasiswa Asal Papua dari tanggal 19 sampai saat ini..


Dilaporkan Oleh: P. Lokon

Rabu, 29 Oktober 2014

Menyikapi penangkapan beberapa anggota kelompok sipil bersenjata di Wamena, Kabupaten Jayawijaya sebelumnya, Puron Wenda yang mengaku Panglima Komando Organisasi Papua Merdeka (OPM) Wilayah Pilia, Lanny Jaya, Papua menelepon wartawan di Kota Jayapura melalui telepon selulernya dengan menebar ancaman perang.
Bahkan dalam teleponnya itu, Puron mengaku akan mencari setiap warga pendatang atau non Papua yang ada di seluruh Papua, jika Polisi tidak segera membebaskan Rambo Wenda. "Kami minta polisi segera melepaskan rekan kami Rambo Wenda. Kami beri waktu dua hari, bila tidak, maka kami bersama seluruh rakyat Papua nyatakan perang dan akan menjadikan seluruh warga non Papua yang ada di Papua sebagai target," katanya melalui telepon selulernya, Selasa, 28 Oktober 2014.

Puron juga mengklaim sudah menghubungi Kapolda Papua Irjen Yotje Mende, guna meminta pembebasan terhadap rekannya. "Rambo adalah rekan saya seperjuangan di dalam OPM. Dia prajurit kami, dulunya dari Puncak Jaya kemudian ke Lany Jaya, kami dulu sama-sama menyerang Polsek Pirime. Nama asli Rambo Wenda adalah Enggangranggo Wenerengga. Tapi dia dijuluki Rambo karena prajurit tangguh, yakni mampu berperang melawan aparat, disebut Rambo," jelasnya.
Dari data yang didapat, Rambo Wenda mulai dikenal saat berhasil menyerang Pos Polisi Tingginambut Puncak Jaya, Januari 2009. Dia  menyita beberapa pucuk senjata jenis SS1 milik Polisi. Atas keberhasilannya itu, Rambo kemudian diberikan wilayah kekuasaan di Kali Semen Mulia Ibu kota Puncak Jaya.

Tahun 2011 setelah pemekaran Lany Jaya, OPM kemudian mekar dengan lahirnya Komando Daerah Operasi (Kodap) Pilia. Rambo lantas bergabung dengan Puron Wenda. Mereka kemudian menyerang Polsek Pirime lalu menewaskan 3 anggota Polisi serta merampas senjata apinya.
Pada Ahad, 26 Oktober 2014, Briptu Tanggam Jikwa (TJ) dan enam orang anggota kelompok bersenjata pimpinan Dua Rambo ditangkap Timsus Polda Papua di sebuah hotel di Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Saat itu mereka sedang bertransaksi amunisi. Dalam penangkapan itu, polisi juga menyita 231 amunisi di rumah Briptu TJ. 

Yotje menyatakan masih menyelidiki motif, asal amunisi dan siapa yang bekerjasama dengan anggota polisi Polsek Nduga ini. "Kami selidiki semuanya," ujar Kapolda Papua, Irjen Pol Yotje Mende usai gelar barang bukti di ruang penyidikan, Polda Papua, Kota Jayapura, Papua, Selasa, 28 Oktober 2014.
Menurut Yotje, Briptu TJ bukan pemasok senjata, tapi dia terindetifikasi sekarang  memasok amunisi. Dari amunisi yang disita, ada  29 aminusi AK kaliber 7,52 milimeter, amunisi revolver sebanyak 19 butir dan amunisi SS1 231 butir. "Ini yang sedang kami kembangkan. Amunisi itu dari mana, kami masih jajaki," katanya.

Menurut Yotje, dari keterangan  satu pentolan kelompok bersenjata yang ditangkap, Rambo Wonda, Briptu TJ bukan bagian dari kelompoknya. Tapi Briptu TJ hanya memasok amunisi. Begitupun polisi tetap akan mendalami motifnya.  Briptu TJ, ujar dia,  baru pertama kali jual amunisi. "Kami akan lihat dari aspek kedisiplinan mengapa dia bersama dengan kelompok ini. Ini yang sedang kami kembangkan. Amunisi itu darimana kami masih jajaki. Saya juga meminta maaf karena tak bisa mengontrol anggota saya," jelasnya.
Yotje juga mengatakan, kasus  Briptu TJ sudah dilaporkan ke pimpinan Polri dan akan ditindak tegas. Pertama akan dilakukan pemecatan lewat sidang disiplin dan kode etik polri. Yang bersangkutan juga akan dikenakan tindak pidana. "Kami upayakan secepatnya. Target saya paling lama dua minggu. Nanti kami proses," kata Yotje. Setelah kode etik dengan hukuman pemecatan, Briptu TJ  akan dipidanakan. "Saya akan minta pengadilan menjatuhkan hukuman seberat-beratnya. Karena dia berlapis bisa ditambahkan dari ancaman pokok," jelasnya.

Yotje juga berterimakasih kepada masyarakat khususnya masyarakat Lanni Jaya dan Jayawijaya karena bekerjasama dengan Timsus menangkap kelompok bersenjata itu. Dalam penangkapan itu, ada dua orang yang paling dicari polisi yakni Rambo Wonda dan Rambo Tolikara. "Rambo Wonda, dia adalah pemegang senjata Arsenal yang dirampas di Puncak Jaya. Namun yang bersangkutan tidak membawa senjata. Rambo Tolikara, dia adalah anak buah Goliat Tabuni. Dia juga sadis," jelasnya.
Menurut Yotje, setelah menangkap Rambo Wonda dan Rambo Tolikara bersama tiga rekannya dan satu oknum anggota polisi, kini masih ada delapan orang pentolan kelompok bersenjata di wilayah pegunungan Papua yang menjadi incaran utama kepolisian setempat. "Ada delapan orang. Di antaranya, Purom Wenda, Enden Wanimbo, Militer Murib, Goliat Tabuni dan lainnya. Namun seluruhnya dari data yang ada di kami sebagai pelaku sekitar 52 anggota kelompok bersenjata yang jadi DPO."

COPAS TEMPO.CO, Jayapura -  P. Lokon

Senin, 27 Oktober 2014

Mahasiswa Papua Jumpa Pers di Asrama Papua di Manado ini di Ikuti Oleh 600 Mahasiswa Asal Papua

14143771931800302448

 
Mahasiswa Papua yang berkota studi Di Manado Sulawesi Utara akan Melaksanakan Jumpa Pers di Kediaman Asrama cenderawasih Mahasiswa Papua di Manado, pada pukul 09.30 Wita.
Dalam jumpa pers ini akan membicarakan berapa hal yang sangat penting diantaranya yaitu:

1. Kepada Gubernur  Sulawesi Utara agar segera menghadirkan Guberneur Papua dan Papua Barat di Sulawesi Utara.

2. Kepada Kapolda Sulawesi Utara untuk segera Mengungkapkan Pelaku Pembunuhan yang secara tidak bermartabat (Manusiawi) terhadap  Almarhum Petius Tabuni, Mahasiswa asal Papua selambat-lambatnya dalam 1 Minggu.

3. Acara Proses penandatanganan kesepakatan perjanjian damai antara masyarakat tataaran kecamatan tondano selatan dan mahasiswa asal papua pada tanggal 23 Oktober 2014 belum sempurnah dan bersifat sepihak dan sangat memaksakan.

4. Kami Sudah Menarik seluruh Anggota Mahasiswa asal Papua yang berstudi dan  berdomisili  di tonadano, Tomohon, Kairagi Polik Ke Manado (Asrama Cenderawasih V manado) 

5. Kami Mahasiswa Papua yang berstudi Di Sulawesi utara Baik Negeri Maupun Swasta tidak akan melaksanakan aktivitas perkuliahan selama Tuntutan  Kami belum terpenuhi.

6. Jika Point 1, 2, 3, 4, dan 5 belum dilaksanakan maka Point ke Enam akan Beralaku, Yaitu Seluruh Mahasiswa (Bangsa) Papua Akan Eksodus (pulang) Besar-Besaran dari Negeri Nyur Lambaik (Sulawesi Utara)  Ke Tanah Suci Bumi cendererawasih, (Papua) dengan catatan bahwa orang Minahasa (Manado) di Papua harus dipulangkan kembali Ke Manado.

A
genda Yang akan dilaksanakan dalam jumpa Pers sudah disebutkan diatas ini.  Seluruh Mahasiswa Papua tidak kuliah selama Masalah ini belum diselesaikan Oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Kapolda Sulawesi Utara dan Dandrem Sulawesi Utara, Pemerintah Kabupaten Minahasa.
Ada Sebagian mahasiswa Asal papua sudah pulang di Papua dan yang sementara ada di Sulawesi utara 4.000.000 (Empat ribu) Mahasiswa Asal Papua yang masih bertahan di sulawesi dan sudah pulang 300 Mahasiswa asal papua yang sudah pulang ke bumi cenderawasih.

“Oleh: P. Lokon”


TEAM INVESTIGASI IMIPA PUSAT-SULUT

Ikatan Mahasiswa Indonesia Papua telah membuat tim Ivetigasi atas pembunuhan almarhum Petius Tabuni Oleh IMIPA Sendiri.

Dibawa ini adalah hasil Pengakuan Dari Kronologi yang benar Oleh Mahasiswa Papua sesuai Kronologinya.

Sekitar jam 02.30 WITa Awal Mula Masalah
(Wedison Kogoya) yang mengendarai mobil Avanza, bersama dengan temannya Jeck Kogoya dan Kores Arwam, Sekitar jam 2 keluar cari akua di Tataaran dekat antara Pertigaan dan Atm, mencari toko tapi tidak ada yang buka pada saat itu, kemudian menoleh ke arah ATM ada seorang berhadapan dengan (L dan S) yang sedang beradu argumen. Sehingga saya lekas turun dari Mobil dan saya menghampiri mereka dan mengatakan, bapak “biarkan mereka. Kemudia bapak itu membiarkan mereka, Saya pun berjabatangan dengan bapak itu. Kemudian saya menyuruh mereka untuk segera kembali ke asrama Kamasan VI. Karena saya berlawanan arah dengan mereka sehingga saya memutar mobil untuk bisa mengawal mereka. Pada saat saya memutar mobil, mereka (Lazarus Lambe dan Semi Lambe) sudah mengunakan motor mendahului saya, menuju ke arah asrama Kamasan VI. Setelah saya memutar mobil dan mengikuti mereka dalam perjalanan menuju asrama, kedua teman mahasiswa (Lazarus Lambe dan Semi Lambe)  sudah di keroyok, ada beberapa yang menggunakan Piso dan pedang. Karena kami melihat mereka mengeroyok Lasarus dan semi sehingga kami menuju asrama untuk sampaikan pada  teman-teman di asrama, dengan maksud pergi menyelamatkan mereka dengan baik. Ketika saya sampaikan pada mereka, teman-teman yang lagi mebuat syukuran pada acara wisuda mahasiswa itu, sehingga mereka yang mendengar ikut kembali ke tempat kejadian perkara. Jarak dari asrama ke TKP sekitar 700-800 meter.

Hal yang sama di katakan oleh kedua Mahasiswa (Lazarus Lambe dan Semi Lambe) Awal mula tujuan ke ATM BRI,  tepatnya di pangkalan ojek atau di depan ATM Bank Sulut. Disana kami bertemu dengan seseorang yang mengaku diri keamanan disekitar situ, untuk menyuh kami pulang. Sehingga kami pun bertujuan untuk kembali ke asrama,  bersamaan dengan itu ada teman kami yang datang mengunakan mobil. (Wedison) mereka menggunakan Mobil Avanza, kami kembali ke asrama Kamasan VI Tondano, sewaktu dalam perjalanan menuju asrama tepatnya di selokan sungai JEMBATAN KUNING, karena pada saat itu saudara (S) topinya tertiup angin hingga jatuh dan maksud kami untuk mengambil topi (Semi L) yang terjatuh.
Sekitar jam 03.15 WITa
Pada saat mereka menggambil topi tersebut kemudian ada suara orang yang tidak dikenal, karena gelap, dia berkata “KIAPA NGANA” (Kamu kenapa), bersamaan dengan itu ada sekitar 7 orang lainnya,  mengejar kami berdua (Lazarus Lambe dan Semi Lambe) ketika kami berusaha untuk menghidar atau berlari kemudian mereka mengejar kami (Lazarus dan Semi)  , dan ada yang menggunakan motor. Yang mengunakan motor yang menyelip di depan kami, mereka melakukan penganiyaan (menendang Sendi Lambe dan terbentur Lazarus, lalu kami berdua jatuh, kata Lazarus), kemudian kami berdiri namun mereka memukul kami mengunakan tangan, kemudian kami berlari dan terpencar ketakutan dan ada yang mengancam kami mengunakan pisau dan Pedang. Sehingga saya (Lazarus) berlari menuju persawahan warga, dan adik saya (Semi) berlari menuju ke sekitar area Asrama Raja Ampat, ada seorang ibu yang melihat saya dan menyuru saya masuk kedalam asrama.
Sekitar jam 03.45 WITa
Saya (kata Lazarus) berada di tempat persawahan disana sekitar 30 menit, kemudian saya mendengar ada beberapa suara dan saya kenal kalau itu teman-teman mahasiswa papua dari asrama Kamasan VI. Sehingga saya berani keluar dan menemui mereka dan mereka menyuruh saya pulang ke asrama kamasan.
Sekitar jam 03.45 WITa
(Semi) Sewaktu di asrama raja ampat saya bersembunyi, disana ada seorang ibu diasrama yang melihat saya, sehingga ibu itu mengatakan masuk ke dalam rumah (asrama raja ampat). Setelah sekita 25-30 menit berlalu, saya mendengar ada suara teman-teman mahasiswa papua mereka mencari saya sehingga saya memberanikan diri untuk keluar dengan maksud menemui mereka. Saya mengambil motor pada saat yang sama, saya mendengar ada yang menghunus Pedang di atas aspal (sebelah Barat) sehingga saya meninggalkan motor dan saya merapatkan barisan bersama dengan teman-teman asrama.
Sekitar jam 04.00 WITa
Rombongan I. Teman Kami (Frans Jikwa) Pada yang menuju ke depan pertigaan jalan Tataaran. Karena pada waktu itu anak-anak tidak berhasil bertemu dengan kedua teman (Lazarus dan Semi)  sehingga anak-anak MELAMPIASKAN KEMARAHAN MEREKA “secara spontanitas ke rumah-rumah warga”). Rombongan ke II mahasiswa asrama kamasan yang bertemu dengan mereka tak lebih dari 15 menit mereka menyusul Rombongan I (Pertama), rombongan ke II ini, yang bertemu dengan kedua (Lazarus dan Semi)  
Sekitar jam 04.00 wita

Warga TATAARAN mulai berkumpul satu persatu dan semakain banyak, warga tataaran dengan membawa benda tajam (Pedang, parang dan Tombak) maupun benda tumpul (Kayu, besi dan Batu), Disitu juga ada anggota kepolisian yang ikut bergabung bersama masyarakat dan melempari mahasiswa papua di RUAS JALAN JEMBATAN KUNING tersebut.
Pada saat Bentrokan antara Warga Tataaran versus Mahasiswa papua, pada saat itu saudara (sdr.Lazarus) keluar dari barisan sehingga dia (sdr Lemius) terkena goresan pedang dengan luka berat warga tataaran. Teman-Teman Mahasiswa Papua berupaya untuk menyelamatkan sdr. Lemius, serta ditandu menuju asrama, semua teman-teman di asrama melihat (sdr.lemius) yang bersimbah darah mereka tidak menerima perlakukan warga tataaran.

ALMAHRRUM PETIUS TABUNI melihat keponakannya (sdr.Lemius Jikwa) berlumuran darah, maka Almahrum tidak menerima kenyataan (Pamanya di pukul dengan Balok oleh warga tataaran), Almahrum marah dan bersama-sama dengan Mahasiswa di Asrama menuju kerumunan warga Tataaran di depan ruas jalan Tataaran, Kejar kejaran antara warga Tataaran vs mahasiswa papua silih berganti saling menyerang dimana Warga Tataaran mengunakan beberapa alat tajam (Pedang, Parang, pisau dan Tombak dan alat tumpul lainnya (tidak bisa dipastikan), sehingga mahasiswa papua terdesak mundur ke asrama kamasan VI. Disana semua warga Masyarakat Tataaran sudah berkumpul dengan maksud mereka masuk dan menyerang Mahasiswa Papua yang berada di asrama kamasan VI, jumlah yang saat itu mengikuti syukuran dan acara wisuda dan terjebak dengan keadaan penyerangan warga tataaran berjumlah 447 orang, itu terdiri dari mahasiswa papua yang berkuliah di Tondano, Tomohon dan Manado. 

Di Asrama Kamasan semakain banyak warga Tataaran yang sudah berkumpul dan melempari Asrama Kamasan VI dengan Batu, mereka juga mempersenjatai diri dengan benda tajam (Panah wayang, Pedang, Parang, Pisau, Tombak), benda tumpul (Kayu, Batu, Besi) ada yang menggunakan senapang angin. Pengepungan ini, terjadi hingga siang hari sekitar jam 11.00 WITa. Warga Tataaran juga mengintimidasi Mahasiswa Papua di semua asrama kabupaten-kabupaten/Kota se tanah papua lainnya yang berlokasi di Wilayah Tataaran, hingga akhirnya polisi silih berganti menjemput mahasiswa di tiap asrama. Polisi juga mengamankan asrama-asrama kabupaten-kabupaten/kota yang berada di Tataaran. Ketika semua mahasiswa yang diungsihkan sementara di asrama Putra Kamasan VI di perkirakan berjumlah 600an orang mahasiswa papua yang berada di Tondano, dimana mereka semua berkuliahan di UNIMA Tondano.
 



Oleh: P.Lokon

Sabtu, 25 Oktober 2014

Ibadah Penutupan Duka


Ikatan Mahasiswa Indonesia Papua Di Sulawesi Uatara telah melaksanakan Ibadah Penutupan Duka Atas Meninggalnya alm. Petius Tabuni yang meninggal hari Minggu kemarin.
 dalam Melaksanakan ibadah penutupan duka Menyanyi bersma dari semua wadah keimanan yang ada di Sulut,
Diantaranya adalah:
1. Mahasiswa Gidi, 
2. FKM GKI,
3. FK MAPAN
4. Gereja Babtis.
5. Mahasiswa katolik Cenderawasih.
6. Mahasiswa Kemah Injil 

 Dalam Ibadah ini dihadiri Oleh 600 Mahasiswa asal yang ada kuliah di Se Universitas Negeri manupun Swasta yang ada di Tondano, Tomohon, Kairagi Polik, dan Manado.
Dalam Ibadah penutupan tersebut dipimpin Oleh teman-teman Gabungan dari bebrapa Organisasi dan Untuk Menjadi Koordinator Ibadah Oleh Otis Lantipo sebagai Ketua Kordinatoor Menspirit IMIPA SULUT.

Bidang menspirit mmeberiakan kesempatan kepada Bapak Teti Wenda untuk menyampaikan Firman ; Tuhan, 
 Hamba Tuhan menyampaikan Firman dari Kitab 
(Yeremia: 29:11) "sebab Aku ini mengetahui semua rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku  mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yakni yaitu rancanga damai sejahterah dan bukan  rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan"

1. hambah menyapaiakn bahwa manusia hidupnya Pemberontak tetapi Yesus Kristuslah  yang memberi kepada kita suatu damai sejahterah dengan pengorbanannya
2. semua Berjalan sesuai rencana -Nya. Ayub dalam keadaan  apapun dia mengalami Ujian menderita tetapi masih memuji Tuhan dan menjadi Teladan buat kita dalam keadan apapun terus memuji Tuhan.
3.Ibadah-Ibadah di  gereja, agar dengan Tujuan ada pemuliahan/penyucian.

4. Disaat kita masih kecil kita memuji dan memuliahkan ketika situlah terjadi Pembelaan Tuhan. Seperti Yohanes
Persiapkanlan Jalan Untuk Tuhan, Luruskanlah Jalan Bagi-Nya (Lukas 3:4b)
 
Disaat kita masih kecil kita memuji dan memuliahkan ketika situlah terjadi Pembelaan Tuhan.Seperti seruan Yohanes, maka itu hidup kita juga sangat penting untuk diperbaiki kembali
Seperti Keadaan yang kami alami sekarang, ditengah  keadaan yang tidak ada jalan keluar, tidak ada  lain kami mau berharap sama siapa? ia kebali datang kepada  Yesus untuk memintahan mohon kepada Dia untuk memperoleh Keselamatan, pengharapan itu.

Karena dirinya juga pernah mengalami kesakitan penyakit yang tidak dapat disembukan  namun dengan pertolongan Jesus dia bisa sembuh penyakit sehingga hamba bisa menyaksikan kasih Tuhan.di 

Disaat situasi yang sulit dapatkah kita Memuliakan Tuhan?
Disaat yang sulitpun kita memuliakan Tuhan disitulah terjadi Pembelaan Tuhan. kita berdoa menyerahkan semua sisah hidup kami kepada Tuhan, maka akan terjadi pembelahaan Tuhan.

Bintang berbicara tentang, Kehidupan anak-anak Tuhan, ataukah kami mendirikan rumah di pantai diatas pasir?
Mendirikan rumah diatas pasir tidak akan tahan lama ketika angin melandan dan goncang dan rubuh dan bangun, rubuh dan banung lagi? Itulah kehidupan anak-anak Tuhan sekarang, jatuh dalam dosa dan datang meminta pengampunan baut dosa lagi? 

 Seorang menjadi pemimpin tetapi ia tidak setia kepada Tuhan Kepemimpinannya tidak akan tahan lama. 
ketika kita.
Orang yang berjalan dengan Firman Tuhan, dan ingin jauh dari Tuhan tetapi, Allah terus memanggil anak-anaknya.

akhir-akhir Zaman ini banyak yang terjadi pembunuhan sadis yang terjadi di Seluruh Dunia dan Lebih Kepada masyarakat Indonesia dan terlebih Khusus kasus yang terjadi kemarin di tataraan terhadap Orang Papua seperti Cincang Papan.
Untuk Perbaiki Hal ini butuh perjuangan dari kami semua, Untuk hal ini kami sudah tidak ada siapa-siapa yang tolong kami, dalam kondisi tidak ada apa-apa disitulah  minta tolong kepada Tuhan dan Tuhan Mampu menolong sudara dan saya.

Saya berharap dimana Mahasiswa papua berada agar bisa menjadi terang dimana mahasiswa papua berada.
Karena Mahasiswa papua seperti domba yang kehilangan Orang Tua dan biarkan begitu saja sehingga tidak ada jalan mau menuju kemana dan kebingungan atau kehilangan Gembala, Saudaku keadaanmu yang alami sekarang ini Akui dengan Jujur kepada Tuhan Yesus maka disitulah terjadi pemulihan keadaanmu dan Tuhan akan menjadi Gembalamu, Orang Tuamu.

Ruang Sambutan-Sambutan:
1. Ketua Ikatan Mahasiswa Indonesia Papua (IMIPA) Pusat Oleh ( Yemto Tabo. S.Kep) dalam sambatuannya menyampaikan bahwa "Di Sulawesi Utara ini Orang Pendatang tidak pernah menyatakan Kebenaran dan Keadilan semua Orang pendatang ada di sulawesi uatara ini Tetapi hanya Orang Papua yang baru kali ini yang akan menyatakan Keadilan dan Kebenaran"
dan semua yang hadir diberi Aplos.   
2. Ketua Ikatan Mahasiswa Indonesia Papua (IMIPA) Cabang Tomohon ( Agustinus Kanggoro) dalam sambatuannya menyampaikan bahwa "Kami Mahasiswa Papua perlu menjaga Etika dalam melakukan sesuatu ia berharap dalam kondisi masalah tetap semangat.
3. Ketua Ikatan Mahasiswa Indonesia Papua (IMIPA) Cabang Tondano ( Nikodemus Rembe)
dalam sambatuannya menyampaikan bahwa 
  • " Asrama Kamasan Putra dan Putri dengan semua Rukun yang ada di Tondano Sudah di Kunci dan Mahasiswa Papua yang ada di Tondano Sudah mengungsi Ke manado ,  ada juga yang ke Papua Pulang, dan untuk sementara Mahasiswa papua tidak Kuliah.
  • Mahasiswa papua tetap kompak dan satu komando, tidak dibeda-bedakan.
4. Mewakili Orang Tua Rohani Oleh: Pdt. Bobby Umbo, S.Th dalam sambatuannya menyampaikan bahwa " 
  • Mahasiswa Papua datang dari papua selalu cari gereja di sekitar dekat tempat tinggal untuk membekali Iman.
  • Jadilah pembawa terang itu untuk misi kemana  membawa terang itu, karena beliau di beri apresiasi kepada mahasiswa papua karena baru datang dari papua ke Manado untuk kuliah di Manado saja bisa berdoa dengan susunan bahasa yang benar, karena beliau sendiri selama dia masih kuliah usia kecil sampai SMA tidak tahu berdoa tetapi setelah Kuliah baru tahu berdoa yang benar.
  •  Jangan Takut Untuk Menyatakan Keadilan dan Kebenaran.

 Foto-Foto Ibadah Penutupan Duka ALmarhum Petius Tabuni










 Ibadah penutupan duka 


 
 







 
 
  FOTO-FOTO SAAT BAWAH PUJI_PUJIAN: 

 1. Membawa Pujian dari Babtis

2. Membawa Pujian dari FKM GKI
3. Membawa Pujian dari GIDI
4. Mahasiswa Katolik Cenderawasih
Imipa pusat Oleh Yemto Tabo, S.Kep

Agustinus Kanggoro
Nikodemus Rembe

Pdt. Bobby Umbo, S.Th


Laporan Oleh: Piter Lokon

Jumat, 24 Oktober 2014

Mahasiswa papua dari tondano baru sampai di Manado

 Jam 08.57 Sekitar 300 an Mahaiswa Papua Turun dari Tondano, Selama beberapa waktu yang lalu mereka terkurungan didalam pagar tidak bisa jalan-jalan dan tidak bisa keluar membeli apapuan kecuali pulsa de depan Asrama dan dikawal oleh anggota saat mereka membeli pulsa.

Semua masiswa tersebut membawa barang-barang milik mereka.

Setelah mereka tiba ditempat duka mereka sangat terharu ketika terjadi semudan pada Akhirnya menganis bersama teman-teman yang ada di Asrama kamasan V Manado.
Sekarnag ini mereka semua saling berjabat tangan sesama mereka.

Kami sendiri juga menmantau mereka rupa sanagt senang karena bebas dari Kurunga di tondano.


Foto-Foto mahasiswa Tondano Saat mereka baru tiba dari Tondano









( Piter Lokon)

Visitor In Blog IMIPA SULUT

Popular Posts

Recent Posts

Terjemahkan

Berita Yang Dikuti

Pelajaran dan Berita Lainnya Disini